DAPATKAN UANG CUMA-CUMA DISINI ..!

Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Keberhasilan Belajar Anak

Jumat, 28 Januari 2011


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan disekolah sering lebih dikenal dengan pendidikan formal. Dalam pendidikan formal terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pengajaran, pelajar, bahan, materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja,tetapi mempunyai misi atau tujuan itu perlu di ketahui apakah usaha mencapai misi atau tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai atau searah dengan tujuan pendidikan..

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara.(UU RI, 2003 : 3).

1

Oleh kerena itu pindidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuaan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak didik yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Agar pengetahuaan anak didik berkembang secara optimal, sekolah melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi masing-masing anak didik. Dengan demikian motifasi orang tua mampunyai peran penting dalam membantu setiap pribadi anak agar berkembang secara optimal baik akademis,psikologis maupun sosialnya dan sangat diperlukan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan. Karena anak merupakan amanah yang dianugrahkan oleh Allah SWT kepada orang tua, orang tua hendaknya bertanggung jawab untuk memelihara, mengarahkan dan membimbing menuju kedewasaan hidup dengan cara mendidik anaknya sebaik mungkin agar anak menjadi sholeh dan sholehah. Motivasi orang tua begitu penting dalam mengantarkan ke lembaga pendidikan agar terbentuk anak yang berkualitas dan mempunyai kepribadian yang baik.

Rasulullah swt. Bersabda

Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, tetapi ibu bapaknya

Yang menjadikan ia yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R.Muslim) di kutip dari buku Filsawat pendidikan islam (Hamdani FuadIhsan,1998:113)

Dari hadits di atas, jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah agama, dan kemudian tergantung kepada orang tua karena orang tua merupakan pusat kehidupan rohani anak dan sebagai sarana akrab dengan alam luar, sehingga setiap reaksi dan emosi dan pemikiran di kemudian hari berpengaruh terhadap pendidikan anaknya.

Berdasarkan realitas, orang tua di SDN Taro’an 1 Pamekasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam, orang tua di SDN taro’an 1 Pamekasan memotivasi dalam mengembangkan potensi anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin, sehingga menjadi anak yang mempunyai kemampuan berpikir dengan menggunakan daya akal dan pikirannya dengan penuh tanggung jawab dan dapat tercipta anak yang berkualitas seperti menumbuhkan sikap kedisiplinan belajar, meningkatkan prestasi belajar dan bertingkah laku baik sesuai dengan nurma agama.

Atas dasar inilah peneliti tertarik mengangkat judul ini agar pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam dapat tercapai, sekaligus peneliti memilih lokasi di SDN Taro’an 1 Pamekasan untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, peneliti ajukan rumusan masalah sebagai berikut

1. Adakah Pengaruh Motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak

dalam bidang studi pendidikan agama islam di SDN Taro’an 1 Pamekasan

2. Seberapa besar pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar

anak dalam bidang studi pendidikan agama islam di SDN Taro’an

1 Pamekasan

C. Tujuan Penelitian

Setiap usaha yang dilakukan seseorang pasti memiliki tujuan. Demikian pula dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi orang tua terhadap

keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam di

SDN Taro’an 1 Pamekasan.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi orang tua terhadap

keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam di

SDN Taro’an 1 Pamekasan.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini di harapkan mempunyai makna (nilai guna) pada beberapa kalangan, sebagai berikut :

Adapun hasil penelitian ini memungkinkan untuk memberikan makna pada beberapa kalangan antara lain :

1. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam AL-Khairat

Bahwasanya hasil penelitian ini memungkinkan menjadikan salah satu sumber kajian bagi kalangan mahasiswa,baik sebagai bahan pengetahuan dalam memberikan pelajaran tambahan pada anaknya dikemudian hari, maupun untuk kepentingan peneliti yang pokok kajian mungkin ada kesamaan.

2. Bagi Para Orang Tua

Hasil penelitian ini sebagai masukan kepada orang tua agar mereka tidak hanya memasrahkan tanggung jawabnya kepada lembaga pendidikan saja,tetapi mereka mempunyai tanggung jawabyang sama dalam meningkatkan perkembangan potensi anak.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat berupa kiat membantu belajar anaknya dirumah dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan belajar anak disekolah seperti membina dan memotivasi anak antusias untuk belajar.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan Kemampuan dan penalaran berfikir.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam jurnal proposal ini ada dua variabel yaitu variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Yang termasuk variabel X adalah Motivasi orang tua dan variabel Y adalah keberhasilan Belajar Anak.

Untuk Variabel X ( motivasi orang tua ) indikatornya adalah:

1. Pemberian bimbingan dan arahan

2. Penyediaan fasilitas

3. Pemberian Hukuman

4. Perhatian dan pengawasan

5. Hadiah dan pujian

Sedangkan untuk variabel Y ( keberhasilaan belajar anak ) indikatornya :

1. Mudah memahami pelajaran

2. Mudah menghafal

3. Bertanya

4. Menjawab

5. Memberikan pendapat

6. Memberikan tanggapan

7 Mendapatkan nilai yang baik

F. Asumsi Penelitian

Yang dimaksud dengan asumsi yang sering pula disebut dengan anggapan dasar atau post ulat, adalah sebuah titik pemikiran yang kebenarannya di terima oleh peneliti. ( Arik unto,2002:58 )

Asumsi perlu di rumuskan agar dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti memiliki dasar berbijak yang kokoh terhadap masalah yang diteliti.

Adapun asumsi yang penulis ajukan dalam peneliti ini adalah :

1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (H1) yaitu ada pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak di SDN Taro’an 1 Pamekasan

2. Hipotesis nehil (Ho) yaitu tidak ada pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak di SDN Taro’an 1 Pamekasan

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau dugaan sementara dapat di artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2006:71). Menurut (Sutrisno Hadi, 1991 : 63). Hiotesis adalah suatu dugan yang mungkin benar dan mungkin juga salah, ia akan ditolak dikala salah dan akan diterima jika fakta membenarkannya.

Jadi dengan demikian, hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibangun dan di formulasikan berdasarkan pada pengamatan penelitian terhadap fenomena lapangan yang akan diteliti. Oleh karena sifatnya adalah merupakan jawaban sementara, maka hipotesis perlu di uji kebenarannya (membuktikan kebenaran).

Sedangakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, adalah hipotesis alternatif yaitu :

1. Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak dalam

bidang studi agama di SDN Taro’an 1

2. Motivasi orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan

belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama di SDN Taro’an 1

Pamekasan.

H. Definisi Operasional

Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam memahami istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini, perlu di jelaskan sebagai berikut :

1. Motivasi adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya

sejenis yang mengarahkan prilaku.

2. Orang tua adalah ayah dan ibu kandung, orang yang di anggap tua ( cerdik,

pandai, ahli dan sebagainya )

3. Keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan Agama islam

adalah pencapaian tujuan secara kualitas dalam membina seluruh

kemampuan dan sikap yang baik, dimana anak akan semangat dalam

belajar, baik disekolah maupun dirumah sesuai dengan ajaran agama islam.

Jadi yang dimaksud dengan motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak dalam bidang studi pendidikan agama islam di SDN Taro,an 1 Pamekasan adalah upaya orang tua menciptakan situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan yang secara suka rela memberi bantuan pendidikan kepada anak dengan tujuan untuk membangkitkan semangat belajar pada anak. Artinya membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik, dimana anak akan semangat dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan ajaran agama islam.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Motivasi Orang Tua

1. Pengertian Motivasi Orang Tua

Kalimat motivasi orang tua adalah merupakan gabungan dua kata yang masing-masing mempunyai arti yang beda yaitu motivasi orang tua. Oleh karena itu dalam memberikan pengertian yang mendekati kebenaran penulis memandang perlu untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan bagi penulis untuk menjelaskan kedua istilah tersebut sehingga memudahkan bagi penulis untuk memberikan pengertian yang utuh.

Menurut (ngalim purwanto,1990:71) Motivasi adalah ’’dorongan” suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut (Abu Ahmadi-Joko,2005:109) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dari pengertian tersebut maka dapat di artikan bahwa motivasi adalah keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu demi pencapaian suatu tujuan.

Orang tua adalah ayah dan ibu kandung, orang di anggap tua (cerdik, pandai,ahli dsd). (Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1990:629)

9

Dengan demikian bahwa orang tua adalah orang yang memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi orang tua adalah usaha orang tua untuk memberikan dorongan guna meningkatkan tingkat pendidikan

2. Bentuk-Bentuk Motivasi Orang Tua

Dalam kaitannya dengan prestasi belajar maka tugas orang tua sangat penting dalam menumbuhkan semangat belajar. Dalam hal ini orang tua hendaknya memberikan motivasi kepada anak-anaknya, sehingga akan timbul dalam diri anak itu hasyrat belajar yang lebih baik, anak akan dapat menyadari apa gunanya belajar itu, jika diberikan perangsang atau motivasi. Hal ini karena belajar adalah suatu proses yang timbul dari dalam. Maka motivasi orang tua merupakan faktor yang memegang peran penting terhadap keberhasilan belajar anak

Adapun berbagai bentuk motivasi yang di berikan orang tua dalam menunjang keberhasilan anak dalam belajar antara lain :

a. Pemberian Bimbingan

Bimbingan adalah proses bantuan yang di berikan kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi (bakat, minat dan kemampuan ) yang di miliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain. (Ketut Sukardi,1983:21)

Yang dimaksud dengan pemberian bimbingan disini adalah pemberian orang tua kepada anak untuk mencapai keberhasilan belajar, sehingga ia akan memperoleh hasil yang baik dari kegiatan belajar yang telah di lakukan.

b. Penyediaan Fasilitas Belajar

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana pendukung terjadinya proses belajar (Dinn wahyudin, 2007:3.23) oleh sebab itu motivasi yang tidak kalah pentingnya dalam belajar adalah kelengkapan fasilitas belajar, kelengkapan fasilitas belajar yang di berikan oleh orang tua akan menjadi anak semakin giat dalam belajar dan memudahkan ia belajar dengan begitu kecakapan anak dalam belajar akan terwujud.

c. Pemberian Hukuman

Hukuman adalah ”hadiah bagi perilaku negatif anak” hukuman yang di berikan oleh orang tua terhadap anak memiliki maksud dan tujuan supaya anak tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang di buatnya. (Muhyidin,2007:371)

Saksi atau hukuman akan sangat mendukung kemajuan dalam meningkatkan prestasi belajar.bila di rumah orang tua telah banyak memberi nasehat, bimbingan, dan dorongan dan lain sebagainya, tetapi anak juga kurang memperhatikan nasehat-nasehatorang tua, maka jalan satu-satunya yang harus di tempuh oleh orang tua adalah memberikan hukuman atau saksi.

Pemberian hukuman pada anak akan menjadi motivasi bila di lakukan dengan pendekatan edukatif dan bijaksana, dalam arti harus tetap ada rasa kasih sayang serta unsur mendidiknya. Agar tadak menimbulkan pengaruh psikologis dan fisik yang negatif bagi anak. Dengan demikian anak tidak menjadi takut, akan tetapi justru lebih giat belajar

d. Perhatian dan Pengawasan

Orang tua sebagai guru di lingkungan keluarga hendaknya selalu memberi motivasi dalam bentuk perhatian dan pengawasan, baik orang tua terhadap tingkah laku anak di rumah maupun lingkungan sekitarnya, demikian juga pada saat mereka belajar di rumah hendaknya orang tua selalu mengawasi dan memperhatikan terhadap hasil yang di capai anak dalam belajarnya.

Hasil belajar di pengaruhi faktor kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual, walaupun demikian kita sebagai orang tua dapat membantu anak dengan memberikan petunjuk umum tentang cara belajar yang baik, disamping memberikan petunjuk-petunjuk tentang cara belajar, lebih baik anak di awasi dan di bimbing sewaktu belajar, dan akan lebih baik lagi kalau cara belajar tersebut di praktekkan dalam tiap pelajaran yang kita berikan kepadanya.

e. Hadiah dan Pujian

Hadiah dan Pujian merupakan alat motivasi yang dapat menjadikan pedoman bagi anak untuk belajar lebih baik dan giat, dan hal ini bisa dikatakan sebagai ganjaran.

Hadiah atau imbalan adlah merupakan suatu cara yang di pakai atau di gunakan oleh orang tua dalam mendukung sikap dan tindakan yang baik, yang telah ditunjukkan oleh anak. (Muhyidin, 2007: 374). Hadiah yang dimaksud disini adalah ganjaran yang berbentuk pemberian yang berupa barang, ganjaran yang berupa pemberian barang ini disebut juga ganjaran materiil. Ganjaran materil yaitu hadiah berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah seperti pensil, penggaris, kitab, buku pelajaran.

B. Tinjauan Keberhasilan Belajar Anak

1. Pengertian Keberhasilan Belajar Anak

Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.(Martinis Yamin,2007:98) menurut (Slameto,1991:2) belajar adalah suatu proses usaha tingkah laku yang baru secara keseluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut (sri andita, 2008 : 1.3) belajar adalah proses mental dan emosional atau prose berfikir dan merasakan,seorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.

Bertiti tolak dari pengetian kegiatan belajar mengajar dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah wujud nyata pencapaian tujuan secara kuantitas maupun secara kualitas dari serangkaian kegiatan guru dan siswa yang berlangsung dalam hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan secara barsama-sama yang berlangsung dalam situasi edukatif.

Pendidikan yang baik sebagaimana diharapkan oleh masyarakat modern dewesa ini mengharuskan adanya pendidik yang baik,di sekolah diperlukan guru yang baik pula akan tetapi kegiatan pegangan tentang persyaratan pendidikan profesional,maka hal ini menyebabkan berbagai tafsiran orang tentang arti guru yang sebenarnya, tegasnya guru yang profesional. Ada yang menginginkan adanya ketentuan – ketentuan yang lebih ketat, supervisi yang efisien dan efektif.

Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut guru memegang guru memegang peranan yang sangat penting.Guru adalah kreator proses belajar mengajar dalam mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkajiapa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide dan kreativitasnya dalam batas dan norma yang ditegakkan secara konsiten. Tugas utama guru adalah mengembangkan potensi siswa cecara maksimal sehingga terbentuk siswa yang berkualitas. Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di kelas, ada dua kegiatan guru yang sangat erat kaitannya dan hanya dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan. Kkedua tersebut adalah kegiatan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas.

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kemampuan berfikir siswa ini telah banyak pula ditemukan dan dikembangkan beberapa metode pendekatan yang dapat diterapkan dalam sistem pendidikan (kegiatan belajar mengajar) dalam upaya mengantarkan anak didik (siswa) pada peningkatan hasil belajar yang maksima.

Kegitan belajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan.egala sesuatu yang telah di programkan akan di laksanakan dalam proses belajar mengajar.Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran,Kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah di tetapkan dapat dicapai.(Djamarah,1995:51).

Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut guru memegang peran yang sangat penting.Guru adalah kreator proses belajar mengajar dalam mengembangkan suasana bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya,mengekspresikan ide dan kreativitasnya dalam batas dan norma yang ditegakkan secara konsisten.Tugas utama guru adalah mengembangkan potensi siswa yang berkualitas.Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di kelas,ada dua kegiatan guru yang sangat erat kaitannya dan hanya dapat di bedakan tetapi sulit untuk dipisahkan.Kedua tersebut adalah kegiatan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak sebagai berikut:

a. Faktor intesrnal

1) Kecerdasan anak

Kecerdasan anak dalam bahasa inggris disebut intelligence dan bahasa arab disebut al-dzaka, menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan sesuatu, dalam arti kemampuan untuk memenuhi secara cepat dan sempurna. Begitu cepat penangkapannya itu sehingga ibnu sina, seseorang psikolog falsafi, menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuiti. (Abdul Mujib, 2001:317). Hal ini kecerdasan adalah kemamapuan seorang anak dalam menentukan sesuatu. Dengan demikian kecerdasan yang dimiliki siswa akan memperlancar proses transfer pengetahuan. Namun perlu diperhatikan dengan kecerdasan dalam belajar.

2) Bakat Anak

Bakat sering kali dibedakan dengan istilah pembawaan,bakat lebih khusus dibandingkan dengan pembawan.Bakat diartikan oleh Hilgard sebagai mana dikutip slameto dengan perkataan lain adalah kemampuan untuk belajar ”.(Slameto,1991:51).Sedangkan menurut Ngalim purwanto diartikan dengan kecakapan pembawaan yaitu yang mengenai kesangupan – kesanggupan (potensi – potensi ) yang tertentu.

Hal ini berarti bahwa bakat dan kemampuan siswa sebagai faktor internal berkaitan erat dengan aktivitas pembelajaran khususnya dengan penumbuhan minat belajar siswa . Sesesuatu kegiatan pembelajaran dalam interaksi belajar mengajar yang dikemas sesuai dengan tingkat kemampuan ,potensi dan bakat yang dimiliki siswa,maka akan menimbulkan kesenangan dan keterkaitan siswa pada suatu yang disajikan oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.Kesenangan dan ketertarikan tersebut menjadikan sebagai pemicu bagi keterlibatan aktif siswa pada proses pembelajaran.Jika hal ini terjadi secara terus menerus maka berarti siswa memiliki minat dan respon yang positif dalam upaya perubahan tingkah laku sebagai mana yang telah diatur oleh guru.

3) Minat Anak

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifas,tanpa ada yang menyuruh.(Slameto,1991:180). Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungannya antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,melayani tujuan – tujuannya,memuakan kebutuhan –kebutuhannya.Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai tujuan yang dianggapnya penting, bila siswa melibatkan bahwa hasil pengalamanya belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan termotivasi) untuk mempelajarinya.

Di samping itu prestasi belajar yang baik dan optimal merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan di sekolah, dimana hal itu merupakan harapan dan dambaan dari setiap orang baik itu dari siswa itu sendiri, guru maupun orang tua siswa. Prestasi belajar yang baik dan optimal tersebut harus bisa dicapai oleh anak didik dalam belajarnya. Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil maksimal yang dicapai anak didik dalam belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4) Motivasi Anak

Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga faktor – faktor yang non – intelektual, termasuk salah satunya motivasi. Oleh sebab itu, motivasi dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

5) Perhatian Anak

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,jiwa itu pun semata – mata bertujuan kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. (Slameto,1991:58). Perhatiaan pendidikan dan keluarga begitu penting dalam mengantarkan ke lembaga pendidikan agar terbentuk anak yang berkualitas dan mempunyai kepribadiaan yang baik. Pendidik dan keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan dan kemakmuran suatu negara. Pada keluarga terletak kewajiban pertama untuk mendidik seseorang untuk menjadi anggota masyarakat yang cakap dan berguna.

b. Faktor eksternal

1) Orang Tua

Dalam hal ini orang tua perlu mengingat dan menyesuaikan dengan perkembangan anak.Terlalu banyak dan berat melakukan pekerjaan rumah tangga dapat juga mengakibatkan hal – hal buruk. Jadi harus ingat bahwa orang tua mempunyai multi peran. Selain mengurus pekerjaan rumah tangganya harus memperhatikan pendidikan anak – anaknya, (fungsi edukatif). Karena secara historis keluarga merupakan pendidikan yang pertama dalam masyarakat yang kemudian penyelenggaraanya dibentuk oleh lembaga – lembaga pendidikan lainnya. Maka untuk kelancaran terlaksananya pendidikan tersebut antara orang tua dan lembaga pendidikan tempat anak belajar harusa berjalan secara searah dan serasi.

Lembaga – lembaga diluar keluarga mungkin dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bermanfaat bagi si anak, akan tetapi mungkin juga pandangan hidup tersebut kurang sejalan dengan pandangan hidup tersebut kurang sejalan dengan pandangan hidup yang didapatnya dalam keluarga. Oleh karena itu orang tua harus bisa memperhatikan terus perkembangan anaknya pengetahuan secara pasti lingkungan belajar si anak dan sejauh mana lingkungan tersebut memberikan pengaruh bagi anaknya

2) Guru

Guru sekarang sudah mendapat arti yang luas dalam masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat juga disebut guru, maka dari itu untuk menjelaskan kepada pembaca yang dibicarakan dalam hal ini ialah guru sekolah yang tugasnya selain mengajar, memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak - anak dan jugak pendidik. (Slameto,1991:56). Salah satu unsur penting dalam proses kependidikan adalah tanggung jawab pendidikan yang amat besar dalam upaya menghantarkan peserta pendidikan kearah yang dicita-citakan (zuhairini, 2003:167) dalam melaksanakan pendidikan peranan pendidikan sangat penting dalam proses pendidikan, karena yang bertanggung jawab dan menentukan arah pendidikan tersabut . oleh karena itu sesuai dangan tugasnya sebagai pendidik yang mempunyai tugas mulya, sehingga islam memandang pendidikan derajat yang lebih tinggi dari pada orang– orang yang tidak berilmu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al – Mujadalah ayat 11 :

Artinya: ....... Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang dibari ilmu pengetahuan beberapa derajat.(Qs. AL- mujadalah: 11)

3) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan didalam keluarganya. Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah, namun tanggu jawab kodrati pendidikan. (Wahyudin.2008:3.7)

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta menentukan corak pendidikan islam yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Karena perkembangan jiwa anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh lingkungan dapat memberikan pengaruh positif ataupun pengruh negatif terhadap anak didik. Oleh karena itu berhasilnya tidaknya pendidikan agama banyak ditentukan oleh lingkungan dan anak dimana merekan berada khususnya dalam lembaga pendidikan (Zuhairini, 2003:167)

C. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membicarakan pengertian pendidikan agama islam maka perlu kiranya di ketahui pengertian pendidikan secara umum sebagai titik tolak memberikan pengertian pendidikan Agama Islam.

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan ialah suatu usaha sadar dan teratur serta sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab,untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achyarnis,1986) menurut (Ramayunis,1994:1) pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedawasan

2. Pengertian Agama Islam

Islam berasal dari kata kerja Aslama yuslimu. Yang berarti menyelamatkan, mendamaikan dan mensejahterakan, Agama Islam artinya sistem keselamatan, ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan yakni tata kehidupan di dunia bahagia sampai akhirat. Tegasnya Agama Islam adalah satu-satunya sistem/tata kehidupan yang pasti bisa membuat manusia menjadi damai, selamat dan sejahtera untuk selama-lamanya, karena hidupya berserah diri pada penciptanya (Achyarnis,1986: 5)

Dengan demikian bahwa pendidikan Agama Islam adalah bimbingan dan asuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat dewasa sesuai dengan ajaran Agama Islam. Pendidikan Agama Islam mulai sejak periode awal perkembangannya mengandung keunggulan karena pendidikan Islam adalah pendidikan yang bercorak komprehensif (menyeluruh) yang mendorong ke arah mendidik seorang muslim dan segala aspek kemampuannya. (Abdul Futuh,2002:10) pendidikan Agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenan dengan aspek-aspek Sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan.

3. Tujuan pendidikan agama islam

Tujuan pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan 3 aspek yaitu aspek iman, ilmu dan amal. Yang inti pokoknya adalah sebagi berikut :

a. Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif, disiplin dan cinta terhadap Agama dalam berbagai kehidupan anak yang nantinya menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.(Ach yarnis,1986:18)

b. Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama islam secara mendalam dan menyeluruh. (Ach yarnis,1986:19)

c. Pengembangan Pengetahuan Agama agar dapat mencapai tujuan.

Pendidikan agama islam dalam pengembangan pengetahuan agama diantaranya ialah membantu pribadi yang berakhlak mulia, yang bertakwa kepada Allah swt baik jasmani maupun rohani yang sesuai denganajaran Islam dan mempunyai keyakinan yang mantap kepada Allah swt. (Ach yarnis, 1996:19).

D. Pengaruh Motivasi Orang tua Terhadap Keberhasilan Belajar Anak Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

1. Menumbuhkan Anak Berbakti Pada Orang Tua

Orang tua yang mempunyai pengetahuan tentang banyak memiliki kemampuan bagaimana membimbing dan mendidik anak. Jika kemampuan tersebut dapat di terapkan pada anak, maka anak akan berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Pembangunan kepribadian anak sebagai cita utama pendidikan hanya akan di peroleh manakala orang tua mampu menjalani kerjasama yang erat dengan anak, keduanya saling terbuka terhadap berbagai permasalahan yang tidak mampu di pecahkan secara sendiri.

Anak yang suka berbakti kepada orang tua tidak lain adalah anak yang telah memperoleh pendidikan budi pekerti yang baik dalam keluarga. Ia merupakan simbol dari kehidupan keluarga sakinah dimana hubungan antara anak dengan orang tua berlangsung dengan suasana penuh keakrapan. Anak yang berbakti kepada orang tua tidak dapat di artikan bahwa ia tidak pernah melanggar semua perintahnya. Namun tersebut hanya menuruti perintah yang di sampaikan tersebut tidak mampu untuk di laksanakan, maka sebagai anak yang baik ia akan menolak dengan nada lemah lembut dan tutur kata yang baik.

2. Menumbuhkan Prestasi Belajar Yang Efektif

Prestasi belajar yang baik dan optimal merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan di sekolah, di mana hal itu merupakan harapan dan dambaan dari setiap orang, baik itu dari siswas itu sendiri, guru maupun orang tua siswa. Prestasi belajar yang baik dan optimal tersebut harus bisa dicapai oleh anak didik dalam belajarnya. Prestasi belajar yang di maksud di sini adalah hasil maksimal yang dicapai anak didik dalam belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Dimana antara elemen penting dalam menunjang prestasi belajar adalah faktor guru. Eksistensi guru di sini sangatlah menentukan dalam menunjang prestasi belajar anak, melalui penyampaian materi pelajaran dengan metode yang tetap oleh guru yang berwibawa, berkualitas dan sepenuhnya menguasai materi pelajaran yang di sampaikannya, maka anak didik akan bersemangat dalam belajar, seterusnya ia akan menangkap dengan baik ap yang di sampaikan oleh gurunya, paham isi dan maksudnya, dan terakhir akan mencapai hasil / belajar yang baik dalam ujian maupun dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap, kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.

J. Metode Penelitian

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pnelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,yang analisisnya menekankan pada data-data nomorikal (angka) yang di olah dengan metode statistik.Sedangkan sifatnya adalah korelasi,yaitu mencari hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.karena termasuk kategori penelitian kuantitatif korelasional,maka variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua variabel,yaitu variabel ’’X” dan variabel ”Y”,yang termasuk variabel X adalah ”Motivasi orang tua”,sedangkan variabel Y adalah ”Keberhasilan belajar anak”.Dengan arti bahwa variabel X memberikan pengaruh pada variabel Y.Dalam hal ini menunjukkan bahwa motivasi orang tua berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.

2. Polusi Dan Sampel

Sebelum penulis paparkan tentang jumlahpopulasi yang menjadi subyek dalam penelitian ini,terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian populasi dan sampel.Dalam menentukan subyek penelitian,penelitian ini menggunakan istilah populasi dan sampel,yang dimaksud dengan populasi disiniadalah”Keseluruhan subyek penelitian”.(Arikunto,1993:109). Sedangkan sampel adalah ’’ sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti ’’ (Arikunto, 1993:109). Dalam hal ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa SDN Taro’an 1 Pamekasan. Populasinya adalah kelas 1 sampai kelas VI dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 121 siswa.

Dari data tersebut di atas yang jumlahnya cukup besar, maka peneliti menggunakan sampel. Sehubungan dengan pengambilan sampel ini. Menurut (Suharmi Arikunto, 1993:112) jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 %, atau lebih. Dengan memperhatikan pendapat di atas, maka peneliti mengambil 20 % dari jumlah 121 siswa. Jadi peneliti menggunakan sampel 24 Siswa.

Sedangkan cara yang diambil dalam pengambilan sampel ini adalah tekhnik stratified proporsional random sampling, adapun langkah langkahnya sabagai berikkut:

a. Peneliti membuat daftar yang berisi nama siswa untuk masing – masing

kelas.

b. Peneliti membuat kode nomor urut pada semua siswa untuk masing –

masing kelas.

c. Peneliti membuat potongan – potongan kertas kecil.

d. Peneliti menggulung kertas yang telah berisi kode tersebut.

e. Peneliti melaksanakan undian untuk masing – masing kelas secara

bergantian.

Hal itu dilakukan karena sesuai dengan random samping yaitu teknik pengambilan sampel dangan memperhatikan tingkatan kelas yang ada dalam sasaran peneliti.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam penelirtian. Pedoman angket sebagai instrumen primer atau utama, guna memperoleh data varibel X dan Y. Instrumen sekunder dari penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman interview ( wawancara ) dan dokumentasi. Penjelasan dari semua instrumen peneliti di atas sebagai berikut:

1.Pedoman Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artti laporan tentang pribadinya, atau hal lain yang ia ketahui. ( Ari kunto, 1993 : 128 ). Menurut S.Margono (2003:167) Angket sebagai alat pengumpul informasi dengan cara menyampeikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula. Jadi angket merupakan instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang disediakan peneliti dan kemudian diajukan atau diberikan kepada responden guna memperoleh informasi tersebut memiliki nilai keterandalan dan kesahihan Setinggi mungkin.

Di pandang dari cara menjawabnya, angket terbagi menjadi: Angket terbuka dan Angket tertutup, Angket terbuka adalah instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban berdasarkan kalimatnya sendiri. Sedangkan Angket tertutup adalah instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan apa yang dialaminy (Arikunto, 1993:128-129).

Sedangkan dari segi jawaban yang diberikan, angket dapat di bedakan menjadi: pertama, angket langsung, kedua, angket langsung, Angket langsung adalah Instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden tentang dirinya sendiri. Sementara Angket tidak langsung adalah instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang dijawab responden orang lain.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk engket langsung yang bersifat tertutup. Melalui angket ini penulis menyusun pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab oleh responden dengan tiga alternatif jawaban yang telah tersedia tentang apa yang menyangkut dirinya dan tnggapannya, sehingga ia tinggal memilih jawaban sesuai dengan kehendaknya sendiri dengan jujur.

Dalam penelitian ini, angket merupakan instrumen penelitian inti (primer) untuk mengumpulkan data dari kedua variabel, yaitu variabel X mengenai motivasi orang tua dan variabel Y menyangkut keberhasilan anak.

2. Pedoman Observasi

Menurut suharsimi Arukunto (1993:133) observasi sebagai ”kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakn seluruh indra”.

Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa observasi adalah instrumen penelitian dengan jalan mengamati secara langsung terhadap segala atau kejadian yang sedang berlangsung melalui penglihatan, penciuma, pendengar, peraba dan pengecap.

Dari segi jenisnya, observasi dapart dibedakan menjadi dua: pertama, observasi sistematik, adalah observasi yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematis faktor – faktor yang akan diobservasi lengkap dengan katagorinya, kedua, observasi non sistematik, adalah observasi yang dilakukan tanpa terlebih dahulu mempersiapkan.

Dari segi keterlibatan observer ( orang yang melakukan observasi ), observasi dapat dipilih menjadi: observasi non partisipan (dalam pustaka lain disebut obsevasi tanpa peran peserta, observasi terlibat ) dan observasi partisipan (observasi peran serta,observasi terlibat) observasi non partisipan adalah kegiatan pengamatan dimana observer tidak ikut dalam keidupan objek yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Sedangkan observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan yang di lakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam domain objek yang di amati. Dengan demikian, peran yang di lakukan oleh observasi no partisipan hanya satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.sedangkan dalam observasi partisipan peneliti melakukan dua peran sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus juga menjadi anggota resmi dari kelompok yang di amati. (maleong, 2002:126-127) Dalam observasi terlibat ini, peneliti harus bersama-sama (di tengah-tengah ) masyarakat yang di telitinya. Dalam pengamatannya si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh pelakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan itu di lakukan agar dapat memahami dan merasakan (menginter nalisasikan) kegiatan –kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang menjadi objek penelitiannya. Bahkan lebih dari itu ia akan memperoleh imformasi apa saja yang di butuhkannya, tersebut yang bersifat rahasia.

Sebelum melakukan observasi partisipasif ini, peneliti harus terlebih dahulu memupuk hubungan baik dan mendalam dengan informasi, sehingga ada saling percaya antara peneliti dengan informan. Sikap saling percaya tersebut di kenal dengan istilah rapport. Apabila rapport tersebut sudah terbina, maka informan tidak mempunyai prasangka buruk kepada peneliti sebagai orang yang hendak mencelakakannya.

Adapun jenis observasi yang di lakukan oleh peneliti adalah observasi non- sistematis, yaitu suatu proses pengamatan yang di lakukan tidak berdasarkan kerangka buku tentang kategori-kategori objek yang akan di amati, sehingga observasi yang di lakukan lebih fleksibel dan lentur serta dapat memperoleh banyak data secara taktis di lapangan.

Adapun maksud di gunakannya metode observasi ini adalah sebagai berikut :

a. Unhtuk mempermudah penelitian di lapangan, peneliti melakukan

persiapan sebelum terjun kelapangan yaitu mempersiapkan masalah

yang akan di teliti.

b. Untuk mendapat informasi secara langsung dengan dengan cara

melibatkan langsung kegiatan belajar mengajar

Dengan menggunakan metode ini da yang ingin di peroleh adalah

untuk mengetahui perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

3. Pedoman interview (wawan cara)

Interview atau wawan cara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) selaku pihak yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh pawawancara.

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara berebcana, yaitu sebuah bentuk wawancara dimana peneliti menyasun daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pedoman untuk mewawancarai informan. Wawancara seperti ini sama halnya dengan wawancara testruktur, adalah wawancara yang pewancaranya menetapkan sendiri masalah – masalah dan pertanyaan – pertanyaan yang akan di ajukan secara ketat untuk mencari jawaban terhadap hipotesis (moleong,2002:138)

4. Pedoman Dokumen

Dukumen adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,seperti arsip-arsip dan termasuk juga tentang buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah peneliri yang sedang di lakukan. Pengertian lain menyambutkan, bahwa dukumen adalah ’’ setiap bahan tertulis yang tidak di persiapkan, karena adanya pemerintah permintaan seorang peneliti’’

4. Pengumpulan Data

Melalui sub bahasa ini penulis akan mengemukakan teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dapat diartikan sebagai cara – cara yang digunakan oleh peneliti dalam memperoleh data – data yang dibutuhkan. Pengumpulan data yang penulis atau yang akan digunakan adalah sebagaimana yang telah dikemukakan dalam instrumen penelitian diatas. Berikut penulis akan menguraikan teknik pengumpulan data dari jenis data yang akan digali.

a. Pengumpulan data melalui angket

Dalam angket ini, peneliti telah sebarkan yaitu untuk mengetahui

pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak dalam

bidang studi pendidikan agama di DN Tario’an I P amekasan.

b. Pengunpulan data melalui observasi

Melalui teknik observasi ini. Peneliti ingin mengorek data tentang

pengembangan di SDN Taro’an I Pamekasan. Disamping itu, peneliti

mengamati secara langsung kegiatan para guru dan siswa di SDN

Taro’an I Pamekasan, utamanya yang menjadi responden, tentang

aktivitas mereka, memberikan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar

disekolah.

c. Pengumpulan data melalui wawancara

Dalam teknik ini, penulis menggunakan wawnacara berebcana

yang dilakukan secara langsung agar dapat memperoleh informasi

secara langsung dari sumber pertama. Metode ini digunakan sebagai

instrumen pendukung guna memeperkuat dan menambah data yang

diperoleh melalui angket dengan anak.

d. Pengumpulan data melalui dokumen

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

Dengan cara memeriksa dokumen dokumen (arsip) tertulis untuk

memperoleh data yang dibutuhkan. Langkah pertama yang akan

dilakukan penulis adalah dengan meminta izi kepada kepala sekolah dan

wali kelas untuk memeriksa dokumen yang ada di SDN Taro’an I

Pamekasan.

Kemudian setelah kepala sekolah dan wali kelas memberi izin,

maka berikutnya peneliti akan mulai memeriksa data yang ada. Dan ada dokumen yang sekiranya bisa dijadikan sebagai data penelitian penulis tidak sungkan memohon kepada kepala sekolah dan wali kelas untuk berkenan memberikan dokumen tersebut untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan anak.

5. Analisis data

Analisis data yang digunaka adalah analisis data statistik korelasi

product moment, karena data yang diperoleh akan dianalisis adalah berbentuk angka – angka. Alasan penulis memilih dan menggunakan teknik anlisis statistik product moment ini karena penulis ingin mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel tergantung. (arikunto 2006 : 273) rumus yang dipakai adalah:

Keterangan :

r x y = Koefisien korelasi product

= Jumlah dari hasil kali x dan y kecil

x2 = Jumlah skor x kecil yang dikuadratkan

y2 = Jumlah skor y kecil yang dikuadratkan

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR ANAK DALAM BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN TARO’AN 1 PAMEKASAN




OLEH:

ERLIANTINI

NIM: 20067601733

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT PAMEKASAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2010

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR ANAK DALAM BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN TARO’AN 1 PAMEKASAN

SKRIPSI

Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Al-khairat

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ERLIANTINI

NIM: 20067601733

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING I PEMBINGBING II

Drs.H. Syaiful Arifin M. Pd

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR ANAK DALAM BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN TARO’AN 1 PAMEKASAN

Yang Disusun Oleh: Erliantini. Telah Dipertahankan

Di Depan Dewan Penguji Skripsi

Pada Tanggal…………2010

Dewan Penguji

1. ……………... ( ......................... )

2. ……………... ( ………………. )

Mengesahkan,

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Al Khairat Pamekasan

RKH. ABD. HAMID. AMZ

0 komentar:

Posting Komentar