Kepala Subbagian Humas Pemkab Nunukan Hasan Basri mengatakan, ada sejumlah alasan tentang hal tersebut. Misalnya, kata dia, karena selama ini warga perbatasan merasa aman memakai tabung elpiji buatan Malaysia. Sementara di sisi lain, banyak pemberitaan menyorot ledakan tabung elpiji 3 kg yang merupakan paket konversi dari Pemerintah Indonesia.
"Alasan lainnya, warga mengambil elpiji Malaysia karena, bisa jadi, harganya lebih murah dan stoknya ada," ujarnya, Senin (4/7/2011).
Dengan kata lain, saat ini pemerintah harus ekstrakeras bekerja untuk menyosialisasikan program konversi ke Nunukan. Sekadar catatan, lanjut Hasan, pada 2010 lalu ada pembagian gratis puluhan paket elpiji dari pemerintah ke sejumlah daerah di Nunukan, dan ternyata tidak diminati.
Sejumlah daerah di Nunukan selama ini dipasok elpiji ukuran 16 kg dari Tawau, Sabah, Malaysia. Harga elpiji umumnya dipatok Rp 100.000-Rp 150.000. Sebagian warga Nunukan sudah bertahun-tahun terbiasa memakai elpiji karena, selain minyak tanah susah didapat, harganya juga mahal. KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar