DAPATKAN UANG CUMA-CUMA DISINI ..!

Dubes Keluhkan SDM TKI di Arab Saudi

Kamis, 23 Juni 2011

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, mengeluhkan bahwa sumber daya tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi sangat minim. Kondisi itu menyebabkan banyak di antara para pekerja itu tidak dapat bekerja efektif di rumah majikan.

Gatot mengemukakan itu di depan anggota Komisi I DPR Kamis (23/6/2011). "Sumber daya dari saudara kita yang ke sana, para TKI, ada yang sama sekali tidak kompetitif. TKI yang diberangkatkan ke sana tidak kapabel, enggak bisa nyetrika, enggak bisa menggunakan vacuum cleaner, padahal itu hal-hal kecil," katanya.

Menurut Gator, hal itu yang juga harus dibenahi pemerintah. Setidaknya dengan melakukan pembinaan dan pelatihan, sebelum para TKI diberangkatkan ke negara tujuan. Bahkan, ia mendesak pembinaan dan pelatihan seharusnya bukan dilakukan oleh perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI), melainkan harus dikendalikan langsung oleh pemerintah.

"Harus dikendalikan oleh pemerintah, bukan PJTKI. Hanya bilang iuran, terus diberangkatkan begitu saja. Tidak ada pelatihan bahasa atau pelatihan untuk bekerja. Itu sudah terjadi sejak dulu. Sekarang-sekarang ini baru kelihatan ada perubahan sedikit dengan pelatihan untuk para TKI," katanya.

Tak hanya itu, keluhan Gatot kepada para wakil rakyat yang mencecarnya pada awal pertemuan. Ia juga mengemukakan, karena tak ada nota kesepahaman (MoU) terkait perlindungan tenaga kerja dengan negara itu, nasib para TKI menjadi tidak jelas. Mereka cenderung tidak diperhatikan haknya sebagai pekerja.

"Kita tidak punya agreement atau MoU perlindungan untuk TKI. Itu sangat mengganggu karena harusnya dalam MoU diatur jam kerja, jam istirahat, asuransi. Tapi, karena kita tidak memiliki MoU itu, nasib TKI jadi tidak jelas," ujar Gatot.

Menurut data yang diberikan Gatot, sejak tahun 2008 sampai 2009 KBRI pernah membebaskan 9 TKI yang terancam hukuman mati. Sementara saat ini ada 26 TKI yang bermasalah di Arab Saudi. Namun 3 orang dari jumlah itu telah dimaafkan oleh keluarga. Sementara 23 lainnya masih menjalani proses hukum.

Oleh karena itu, tiga staf Kementerian Luar Negeri telah pergi ke Arab Saudi untuk mengusahakan keringanan bagi para TKI itu. Gatot berjanji, dia dan juga KBRI akan terus mengawal orang per orang TKI yang bermasalah di Arab Saudi. KOMPAS.com

0 komentar:

Posting Komentar