DAPATKAN UANG CUMA-CUMA DISINI ..!

Berikut Pesan Terakhir Osama bin Laden

Kamis, 05 Mei 2011

KOMPAS.com — Osama bin Laden menyampaikan permintaan maaf kepada 24 anaknya karena kurangnya perhatian yang dia curahkan kepada mereka. Pesan ini ditulis oleh gembong jaringan teroris Al Qaeda itu dalam surat wasiatnya tiga hari setelah serangan teroris di AS pada 11 September 2001. Kalian, anak-anakku, maafkanlah aku karena waktuku yang lebih besar harus kukorbankan demi jihad," demikian salah satu petikan pernyataan Osama dalam surat wasiat setebal empat halaman yang diterbitkan oleh sebuah harian Kuwait. Tidak dijelaskan secara pasti keaslian dan bagaimana surat wasiat ini akhirnya bisa dipublikasikan.

Osama mewarisi kekayaan ayahnya, pengusaha konstruksi di Arab Saudi, senilai 27,6 juta dollar AS. Dalam surat wasiatnya itu, Osama juga meminta anak-anaknya tidak bergabung dengan Al Qaeda dan memerintahkan empat istrinya agar tidak menikah lagi.

Surat wasiat tertanggal 14 Desember 2001 itu ditandatangani dengan tulisan: "Saudaramu Abu Abdullah Osama Muhammad Bin Laden".

Pada saat itu, pihak intelijen AS tengah berupaya melacak berbagai transmisi radio komunikasi Osama dari Tora Bora, sebuah kompleks di perbatasan antara Afganistan dan Pakistan yang dia jadikan lokasi persembunyian dari kampanye pengeboman AS.

Osama meminta para istrinya untuk tidak menikah lagi dan memfokuskan diri mengasuh anak-anak mereka. "Jangan berpikir untuk menikah lagi. Curahkanlah waktu kalian untuk anak-anak dan arahkanlah mereka ke jalan yang benar," tulis Osama dalam surat wasiatnya.

Harian The Washington Post melaporkan pada 2002 bahwa salinan surat wasiat itu telah beredar di kawasan Arab. Pernyataan yang dikeluarkan Al Qaeda menyebutkan surat ini palsu. Namun, kalangan intelijen Barat menindaklanjuti dengan serius surat wasiat ini.

La Vanguardia, harian Spanyol, melaporkan, Osama pernah mengutarakan keyakinannya akan dikhianati oleh kalangan orang dalamnya sendiri dan akhirnya masuk surga sebagai seorang martir.

0 komentar:

Posting Komentar